Tuesday, April 11, 2006

Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid adalah kata lain untuk hari lahir. Maulid Nabi Muhammad SAW yang dalam tahun hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Masyarakat Muslim menyambut maulid nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan syair barjanzi dan pengajian.

Maulid telah diperingati sejak berabad-abad silam. Ahli sejarah abad ke-8, Ibnu Battuta, menulis di dalam kitabnya, Rihla, bahwa setiap Jum'at selepas shalat dan pada hari kelahiran Nabi, pintu ka;bah akan dibuka oleh ketua Banu Shayba, pemegang kunci pintu Ka'bah. Pada hari Maulid Nabi SAW, kadi yang bermazhab Syafii(ketua hakim Mekkah), Najmuddin Muhammad Ibnu Al Imam Muhyidin Al-Tabari, membagi-bagikan makanan kepada shurafa(keturunan Nabi SAW dan kepada semua penduduk Mekkah).

Sebagian Ulama mengangap perayaan Maulid Nabi merupakan sebuah bid'ah karena kegiatan ini bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. Namun sebagian lain menganggap, merayakan Maulid nabi SAW sama seperti kita membesarkan islam karena Rasulullah SAW merupakan simbol bagi agama Islam.

Imam Mutawalli Sha'rawi dalam kitab Ma'idat Al-Fikr al_islamiyya menulis,"jika setiap kejadian yang tidak bernyawa sekalipun, bergembira dengan kelahiran Baginda SAW dan semua tumbuh-tumbuhan pun bergembira, semua Malaikat pun bergembira, dan semua jin Islam bergembira atas kelahiran Baginda SAW, kenapa kamu menghalang kami daripada bergembira dengan kelahiran Baginda SAW?"

Kewajiban untuk menghormati Rasulullah juga difirmankan oleh ALLAH dalam (QS Ali Imran {3:31})

Rasulullah dalam sebuah Hadis menyebut dirinya lahir pada hari Senin. Abu Qatada al_Ansari meriwayatkan di dalam Sahih Muslim, kitab As-Siyam(puasa), bahwa Rasulullah SAW selalu berpuasa di hari itu. Rasulullah bersabda soal ini, "Itulah hari aku dilahirkan dan itulah juga hari aku diangkat menjadi Rasul."

Menurut Mutawalli Sha'rawi, banyak peristiwa yang ajaib telah berlaku pada hari Rasulullah SAW dilahirkan. Peristiwa yang termaktub di dalam Hadis termasuk gegaran yang di istana Chosroes dan padamnya api yang telah menyala 1.000 tahun di parsi.

Bagaimana pendapat golongan yang tidak sepaham jikan maulid dirayakan secara besar-besaran? Jalaludin al-Suyuti dalam kitab Hawi li al-Fatawa menyebut, Syekhul Islam dan Imam Hadis pada zamannya, Ahmad ibn Hajar('Asqalani) telah ditanya mengenai perbuatan menyambut Maulidurrasul SAW. Dia memberi jawaban secara tertulis begini: adapun perbuatan menyambut Maulidurrasul SAW merupakan bida'ah yang tidak pernah diriwayatkan oleh para Salafushshaleh pada 300 tahun pertama selepas HIjrah. Walau bagaimana peringatan itu penuh dengan kebaikan dan perkara2 yang terpuji.

Kelompok ini menyerukan, mencintai Nabi tidak harus dengan perayaan yang berbau Bid'ah. Momem Maulid Nabi diingat dengan jalan mencintai dan ittiba (mengikuti) syariatnya dan mengagungkannya. Selain itu berdakwah serta memerangi setiap penyimpangan.


Taken From : Ensiklopedia Islam, Tabloid Republika, Dialog Jum'at, 07 April 2006.

No comments: