Friday, July 30, 2010

My Sunshine

Alhamdulillaihi robbil 'alamin, Segala puji syukur kami panjatkan kepada-Mu Ya Alloh atas karunia yang telah Engkau berikan kepada kami, sebuah amanah yang tidak ternilai harganya dengan apapun di dunia ini. Bertepatan dengan Nisfu Sya'ban, tanggal 15 Sya'ban 1431 H (Selasa Legi, 27 Juli 2010) telah lahir buah hati kami yang berjenis kelamin perempuan, dan kuberikan sebuah nama untuknya :

ALIFA NILAM AZZAHRA

ALIFA : diambil dari huruf hijaiyah (Arab) pertama (Alif) karena dia anak pertama kami.
NILAM : berarti cahaya yang lembut, ada juga yang mengartikan sebagai burung kutilang
AZZAHRA : artinya yang berkilauan, putri Rosulullulloh SAW juga menggunakan nama ini (Fatimah Azzahra RA)

Kami berharap semoga putri pertama kami mampu menjadi cahaya lembut yang berkilauan untuk menerangi keluarga khususnya dan agama/masyarakat umumnya. Lincah dan memikat seperti burung kutilang.

Nuansa dan keistimewaan Nisfu Sya'ban semoga selalu melekat di hatinya dan menjadikannya perempuan yang sholehah. Ya Rabb, berilah kami kekuatan untuk membimbing dan menjaganya agar selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Amin!!!

Selamat datang di alam dunia buah hatiku, pelita hatiku, my sunshine

Monday, September 21, 2009

Idul Fitri 1430 H

Setelah Bulan Ramadhan lewat, maka datanglah bulan kemenangan yaitu bulan Syawal, Ada yang berbeda di lebaran tahun ini, karena ini kali pertama lebaran saya lewati dengan istri, biasanya saya mudik hanya ke satu tempat, sekarang mudik ke dua tempat yaitu ke kampung saya sendiri di Wonogiri dan kampung istri di Tegal.

Seperti biasanya, tradisi silaturahmi salam-salaman dan keliling ke tetangga dilakukan, setelah itu ke handaitaulan yang agak jauh, kegembiraan terpancar dari setiap wajah yang kita temui, bahkan anak-anakpn ikut merasakan kegembiraan yang luar biasa karena mendapatkan angpau yang banyak.

Ternyata ada yang spesial di lebaran tahun ini, Hari ini adalah ulang tahun saya, tidak terasa sudah hampir kepala tiga usiaku, usia yang sudah dibilang tua. Saya mencoba untuk mensyukuri apapun yang telah Alloh berikan kepada saya meskipun kadang-kadang saya mulupkan-Mu. Ampuni hamba yang lemah ini ya Alloh. Semoga ulang tahun saya yang bertepatan dengan hari lebaran ini menjadi berkah, dan semoga hamba masih bisa bertemu dengan bulan Ramadhan tahun depan. Amin..!!

Taqobballohmu minna wa minkum
Minal aidzin wal faizin
Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Tuesday, August 18, 2009

Handphone Hilang

Di hari perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke 64 kemaren, seperti biasa saya menonton pertunjukan hiburan yang sudah terbiasa digelar jika HUT RI tiba, berjubal orang saling berhimpitan ingin enonton lebih dekat, dan stelah lepas dari himpitan orang-orang tsb, ternyata HP Sony Ericsson W890i milik saya suada raib tanpa sisa dan entah kemana.

Mungkin saya lengah sehingga tidah terlalu memperhatikan sekeliling, saya sempat kecewa dan ingin marah, tapi setelah saya pikir-pikir buat apa mikir-mikir :D maksudnya buat apa saya marah-marah, toh HP sudah hilang, saya mulai ingat bahwa semua yang ada di diri saya ini hanyalah titipan dari Alloh SWT, kapanpun dimanapun dan dalam keadaan apapun akan raib juga jika Alloh menghendakinya, jangankan cuma HP, raga dan nyawa juga bisa diambil-Nya dengan mudah jika Alloh sudah berkendak.

Saya mulai tersadar, bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua sudah diatur, bahkan daun yang jatuh pun tidak luput dari kehendak dan kuasa-Nya, mungkin ini suatu teguran karena saya kurang bersyukur, saya berharap semoga saya bisa menjadi orang yang ikhlas dan pandai bersyukur atas segala nikmat-Nya. Ya Alloh Ya Robbi ampuni hambam-Mu yang dhoif ini.

Ngomong-ngomong soal HP yang hilang, saya jadi teringat salah satu surat yang mampir ke email saya lewat milis, berikut isi emailnya :

4 Skenario


Skenario 1


Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki. Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh.

Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih,"
kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita.

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita. Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang.

Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata,
"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."
Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut. Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita).
Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3
Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita
menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun
dari kereta. Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita.

Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita.
"Halo, selamat siang, Pak.
Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita.
Orang yang menemukan handphone kita berkata,
"Oh, ini handphone bapak ya.
Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut.
Biar bapak ambil di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang.
Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?

Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan sepertinya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua bukan?
Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.

Skenario 4
Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya kita tiba di rumah.

Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :
"Bapak / Ibu yang budiman.
Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang.
Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. "
SMS pun dikirim dan tidak ada balasan.Kita sudah putus asa.

Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita. Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan kita?
Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita. Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?

Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario ketiga).

Moral of the story
Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?

Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan
ada orang yang menemukannya.

Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih.

Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.

Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.

Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini.
Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik?
Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan?
Dia adalah orang pada skenario pertama.

Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik?
Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu.

Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu?

Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap
skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum
sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.

Pada skenario kedua, kita juga sudah mulai merasakan kehilangan karena saat itu kita baru sadar, dan kita sudah membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.

Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama
kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.

Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu. Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita.

Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.

Kesimpulan
Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?
Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain.

Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita.
Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa. Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?
Sebaiknya tidak. Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada. Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh. Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.

Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan. Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.