Wednesday, January 17, 2007

Empat Kesedihan

Said bin Musayyab Ra bercerita bahwa ketika menjabat Khalifah kaum Muslimin, Ali bin Abi Tholib Ra, pernah bertemu dengan Salman Al Faritsi Ra. Disuatu pagi terjadilah dialog diantara kedua orang sahabat nabi tsb.

" Hai ayahnya Abdullah, bagaimana kabarmu pagi ini ?", Tanya Ali Ra kepada sahabatnya.
" Wahai Amirul Mu'minin, memasuki pagi ini aku berada diantara 4 kesedihan !", jawab Salman.
" Apa saja kesedihanmu itu ?", Tanya Ali.
" Pertama, aku sedih memikirkan keluarga yang menuntut roti kepadaku. Kedua, sedih memikirkan perintah Allah kepadaku yang belum kulaksanakan. Ketiga, sedih memikirkan bujuk rayu syaitan yang licin terhadapku. Keempat, sedih memikirkan tuntutan malaikat terhadap ruhku", jawab Salman Al Faritsi.

Mendengar penuturan yang sarat dengan hikmah ini, Sayyidina Ali berusaha menentramkan hati sahabatnya, " Wahai Ayah Abdullah, bergembiralah keempat kesedihanmu itu justru meningkatkan derajatmu !", jawabnya

Kemudian Ali menceritakan bahwa pada suatu Hari dia berjumpa dengan Rasulullah SAW yang Beliau juga bertanya, " Wahai Ali, bagaimana kabarmu pagi ini ?".

Kata Ali, " Aku lalu menjawab, " Ya Rasulullah, aku berada diantara empat kesedihan. Pertama, dirumahku tidak Ada apa-apa kecuali air sehingga aku sedih memikirkan anak-anakku. Kedua, aku sedih memikirkan kelemahanku dalam taat kepada Allah. Ketiga, aku sedih memikirkan akibat-akibat perbuatanku. Dan keempat, aku sedih memikirkan tindakan malaikat pencabut ruh terhadapku".

Kata Ali, " Setelah mendengar penjelasanku itu Rasulullah bersabda, "Hai Ali bergembiralah. Sesungguhnya sedih memikirkan keluarga merupakan tabir dari api neraka. Sedih memikirkan ketaatan kepada Allah adalah keselamatan dari siksa. Sedangkan sedih memikirkan akibat perbuatan itu merupakan jihad, sedangkan berjihad lebih utama dari pada ibadah 60 tahun. Adapun sedih memikirkan tindakan malaikat pencabut nyawa adalah pelebur semua dosa".

Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda, " jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan bersedekah sebutir kurma." Mendengar penjelasan Ali bin Abi Tholib, Salman pun tersenyum gembira.....
( Mutafaq 'alaih )

No comments: