Wednesday, October 11, 2006

Puasa dan Metamorfosis Kupu-kupu

Alhamdulilah sampai hari ini saya masih diberi kesempatan oleh Alloah SWT untuk menjalankan ibadah puasa ramadhan, ngomong tentang puasa, kebetulan kemaren malam ada cerita di salah satu TV swasta tentang perubahan ulat menjadi kupu-kupu yang indah. Ada cerminan yang sangat menarik tentang metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu, khususnya pada bulan Ramadhan ini.

Tidak ada salahnya jika kita meniru ulat yang selalu berpuasa di dalam kepompong. Mereka selalu berhasil mengalami metamorfosis menjadi kupu-kupu. Sepertinya, tidak ada ulat yang ingin tetap menjadi ulat. Semuanya selalu mengidealkan kupu-kupu sebagai cita-cita tertinggi di dalam hidupnya.

Kupu-kupu, seperti serangga lainnya, mengalami proses metamorfosis. Sebelum menjadi kupu-kupu, ia adalah telur yang menetas menjadi ulat lalu berubah ke fase terakhir, menjadi kepompong.

Saat sebagai ulat, ia adalah tukang makan yang rakus dan buruk rupa. Tanaman sayur mayur pak tani ludes dihabisinya dalam waktu singkat. Daun tak lagi bisa sempurna berfotosintesis hingga daun tak lagi bisa menyuplai makanan yang dibutuhkan batang untuk memproduksi buah. Pendeknya, ulat adalah pembuat kerugian. Penghapus mimpi atas panen yang berlimpah.

Seolah menyadari kesalahannya. Di fase kehidupan berikutnya, yaitu kepompong, ia bertobat kepada Allah. Ia merenungi kekhilafan dirinya yang telah menebar kerugian amat banyak. Ia memperbaiki kesalahan dengan berpuasa, menahan diri dari syahwat dan keinginan, tidak makan dan tidak minum. Ia menghabiskan waktunya dalam kontemplasi dan evaluasi diri.

Pertobatannya tidak sia-sia. Allah menganugrahinya dua pasang sayap yang indah. Semua orang menyukainya. Sang kupu-kupu konsisten dengan pertobatannya. Meskipun telah bagus rupa, bahkan bisa terbang, ia tak lagi menimbulkan kerugian. Justru, ia membantu bunga-bunga melakukan penyerbukan. Ia mengontribusikan dirinya demi pertumbuhan bunga demi bunga di dalam taman.

No comments: